Tahun
ajaran baru akan dimulai hari senin 13 Juli 2020.
Karena Kab.
Tangerang masih dalam zona merah, pembelajaran akan dilakukan secara daring
/PJJ.
Kalau
belajar tatap muka kita bisa melakukan oreintasi kelas/ perkenalan dengan anak-anak
secara langsung dari hati ke hati.
Bagaimana
jika PJJ?
Salah satu
indikasi keberhasilan PJJ adanya sinergi antara orang tua, sekolah dan siswa.
Saya di SDN Panongan II “mencuri star” dengan meminta ijin kepada guru kelas
sebelumnya, meminta waktu berbincang-bincang saat penerimaan rapot kemarin.
Apa saja
yang diperbincangkan?
Salah
satunya mengucapkan terima kasih atas kerjasama dalam menyukseskan pembelajaran
daring selama 3 bulan terakhir.
Berdiskusi tehnis dan metode PJJ di tahun 2019-2020. Memetakan seberapa
banyak wali murid yang mempunyai hp dan yang tidak. Dengan segala kekurangan
dan kelebihannya. Harapan saya, PJJ ini tidak membuat orang tua stress, saya
bahagia mengajar, anak-anakpun bahagia belajar dari rumah.
Selain itu
kami juga berdiskusi capaian ketuntasan minimal yang akan dicapai anak. Sesuai
arahan Mentri Pendidikan, Bapak Nadiem Makarim, bahwa KKM (ketuntasan belajar minimal) tidak harus
tercapai semuanya, lebih menitikberatkan kepada pembiasaan karakter/kecakapan
hidup melalui pembelajaran Problem Based Learning.
Bahkan
kompetensi dasarpun bisa kita sederhanakan. Misal: KD kelas 6 PPKN :
menganalisis pengamalan pengamalan sila-sila
Pancasila . Kita bisa menyerhanakan dengan siswa mampu melaksanakan ajaran agamanya
dengan baik. Kalau beragama Islam, pembiasaan sholat lima waktu, kalau Kristen
pembiasaan ke gereja, dll.
Bagaimana
pembelajaran bagi anak yang tidak punya fasilitas internet?
Saat
orientasi itu juga kami memetakan tempat tinggal wali murid. Mengumpulkan dalam
5 kelompok (satu kelas 25 anak). Ini sebagai solusi pembelajaran “home visit”
kepada anak-anak. Bergantian dalam 1 hari 1 atau 2 kelompok akan dikunjungi guru .
0 komentar:
Posting Komentar